CUKUP  BAGIMU ENAM  PERKARA

Balkhi  berkata  kepada  Hatim  Al-Asham muridnya," Apa yang telah engkau pelajari  dariku  sejak  engkau  mengikutiku? (30  tahun)."  Hatim Al 'DanAsham berkata,  "Ada  enam perkara:

Pertama,  aku  melihat  manusia  ragu  dalam  masalah  rezeki,  mereka  kikir  terhadap  apa  yang  ada pada  mereka,  rakus  dan  tamak  terhadap  harta.  Maka  aku  bertawakal  kepada  Allah,  karena  Allah berfirman, tidak  ada  suatu  binatang  melata  pun  di  bumi  melainkan  Allahlah  yang  memberi rezekinya." (Hud:  6).  Karena  aku  termasuk  makhluk  Allah  yang  melata  di  permukaan  bumi  ini,  maka  aku  tidak ingin  menyibukkan  hatiku  terhadap  sesuatu  yang  telah  dijamin  Allah  Yang Mahakuat  dan  Kuasa." Syaqiq  AlBalkhi  berkata,  "Engkau  benar."

Kedua,  aku  melihat  setiap  manusia  itu  memiliki  teman  tempat  ia  mencurahkan  rahasianya  dan mengadukan  perkaranya,  akan  tetapi  mereka  tidak  bisa  menyimpan  rahasia  dan  tidak  dapat  menolak ketetap an.  Maka,  aku  jadikan  amal  shaleh  sebagai  temanku  agar  amal  shaleh  itu  menjadi  penolong bagiku  ketika  hisab  dan  meneguhkanku  di  hadapan  Allah,  menemaniku  pada  titian  shirathal mustaqim."  Syaqiq  A1Balkhi,  "Engkau  benar."

Ketiga,  aku  melihat  setiap  orang  memiliki  musuh.  Menurutku,  orang  yang  menegurku  bukanlah musuhku.  Demikian  juga  dengan  orang  yang  berbuat  zhalim  kepadaku  dan  orang  yang  menyakitiku. Karena  sesungguhnya  ia  memberikan  hadiah  amal  baiknya  kepadaku,  sedangkan  ia  memikul  beban kesalahan  dan  dosaku.  Akan  tetapi  musuhku  adalah,  jika  aku  berada  dalam  ketaatan  kepada  Allah,  ia menggodaku  agar  berbuat  maksiat  kepada  Allah.  Menurutku  dia  adalah  iblis,  nafsu,  keduniawian  dan godaan. Maka,  aku  jadikan  semua  itu  sebagai  musuh.  Aku  berhati- hati  terhadap  semua  itu.  Aku  persiapkan persiapan  untuk  memerangi  semua  itu.  Aku  tidak  membiarkan  satu  pun  dari  mereka  mendekatiku." Syaqiq  Al Balkhi  berkata,  "Engkau  benar."

Keempat,  aku melihat  bahwa  setiap  manusia  dituntut,  sedangkan  yang  menuntut  adalah  malaikat maut .  Maka  aku  luangkan  diriku  untuk  bertemu  dengannya,  hingga  jika  ia  datang,  aku  segera bersamanya  tanpa  ada  halangan.  Syaqiq  AlBalkhi  berkata,  "Engkau  benar."

Kelima,  aku  lihat  banyak  orang,  mereka  saling  mengasihi  dan  saling  membenci.  Aku  lihat  orang yang mengasihi,  ia  tidak  memiliki  orang  yang  ia  kasihi  walau  sedikit  pun.  Maka,  aku  renungkan  sebab kasih  sayang  dan  kebencian,  aku  tabu  bahwa  sebabnya  adalah  hasad,  maka  aku  menafikannya  dari diriku  dengan  menafikan  penghalang  antara  aku  dengannya  yaitu  nafsu .  Maka  aku  kasihi  semua  orang, aku  tidak  ridha  kepada  mereka  melainkan  seperti  keridhaanku  terhadap  diriku  sendiri."  Syaqiq  A1 Balkhi  berkata,  "Engkau  benar."

Keenam,  aku  melihat  bahwa  setiap  orang  yang  menempati  suatu  tempat,  ia  pasti  akan meninggalkan tempat  yang  ia  diami.  Tempat kembali  semua  orang  yang  bertempat pada  suatu  tempat pasti  kuburan.  Maka  aku  persiapkan  semua  kemampuanku  untuk  itu  dengan  amal  shaleh  yang membahagiakanku  menuju  tempat  baru  itu  yang  di  baliknya  hanya  ada  surga  atau  neraka."  Syaqiq  Al Balkhi  berkata,  "Cukuplah  itu,  laksanakanlah semua  itu  hingga  kematian."

Sumber: Syaikh Mahmud Al -Mishri, Semua ada saatnya, Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,2011

Komentar

Postingan Populer